Kamis, 01 Oktober 2015

Mencangkok Mangga

Belajar Cara Mencangkok Mangga

cara mencangkok mangga
Mencangkok tanaman adalah cara paling murah dan juga paling mudah untuk mengembangbiakkan tanaman. Proses pencangkokan dilakukan agar tanaman yang dicangkok memiliki keturunan yang jauh lebih baik dari tanamanan yang dicangkok, sehingga hasil yang diharapkan dari proses pencangkokan itu dapat diambil manfaatnya dengan lebih maksimal. Contohnya adalah pencangkokan pada pohon mangga, dengan menerapkan sistem cangkok pada pohon mangga, kita kemudian bisa mendapatkan buah dengan kualitas yang lebih baik dari pohon mangga yang dicangkok. Selain itu, proses tumbuh dan berkembangnya relatif akan menjadi lebih singkat. Cara mencangkok mangga sendiri cukup mudah, dan bisa dipraktekkan oleh siapapun yang berniat untuk melakukannya. Hanya membutuhkan beberapa step sederhana saja.

Namun sebelum saya memberikan cara mencangkok mangga, ada baiknya jika saya memberikan sedikit gambaran tentang kelebihan dan kebaikan dari proses mencangkok tersebut.
Adapun keuntungan dari mencangkok mangga adalah:

  1. Kita bisa mendapatkan tanaman mangga yang berbuah lebih cepat dari biasanya.
  2. Mutu buah hasil pencangkokan biasanya sama bahkan lebih baik daripada tanaman induknya.
Sedangkan kekurangannya adalah :
  1. Pohon mangga yang diperoleh dari hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut yang cenderung rapuh, hal ini kemudian akan menyebabkan pohon mangga lebih mudah roboh jika dibandingkan dengan tanaman yang murni berasal dari perkembangbiakan dengan biji.
  2. Memiliki produksi yang lebih sedikit dan terbatas jika dibandingkan hasil produksi yang dihasilkan oleh pohon indukannya.
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangannya, kita lanjut ke inti dari artikel ini, yaitu cara mencangkok mangga. Adapun peralatan dan bahan-bahan yang harus Anda siapkan adalah :
  1. Sebilah Pisau. Pilih yang tajam dan tidak berkarat.
  2. Tali (bisa tali plastik atau Tali bambu)
  3. Plastik transparan atau sabut kelapayang nantinya akan digunakan untuk menutup cangkokan.
  4. Sejumlah Tanah. Usahakan Anda menggunakan tanah yang cenderung lembab dan tentu subur.
Sedangkan step demi step mencangkok pohon mangga adalah sebagai berikut :
  1. Cari dahan yang ukurannya sedang-sedang saja, tidak besar namu juga tidak terlalu kecil.
  2. Beri jarak kurang lebih sekitar 10cm dari batang pohon.
  3. Kelupas sekeliling kulit dahan pohon mangga indukan yang akan dicangkok dengan panjang kupasan kurang lebih 5 cm
  4. Setelah selesai dikupas, keriklah kambium pohon mangga dengan perlahan agar kering.
  5. Tutup kupasan dengan tanah yang lembab dan subur, lalu
  6. Bungkus tanah dengan plastik, dan ikat kedua ujungnya agar tanah tidak terjatuh.
Proses mencangkok mangga pun selesai, namun demikian, setidaknya seminggu sekali Anda harus melihat dan meneliti hasil dari pencangkokan tersebut. Apabila kering,

Pendidikan Karakter

Artikel Mengenai Pendidikan Karakter Anak

Pendidikan Karakter Anak - Karakter merupakan etika yang berkaitan dengan tingkah laku dan sikap seseorang.

Limbah Organik dan Anorganik


 Hasil gambar untuk artikel penanganan limbah organik dan anorganik

Cara / Upaya Penanganan Limbah Organik dan Anorganik

Cara / Upaya Penanganan Limbah Organik dan Anorganik - Aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti pertanian, aktivitas rumah tangga, industri, dan kegiatan pertambangan banyak menghasilkan limbah. Limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya. Limbah disebut juga sebagai entropi, yaitu sisa energi yang tidak dimanfaatkan. Keberadaan limbah di dalam lingkungan sangat mengganggu, baik dalam hal keindahan, kenyamanan, maupun kesehatan.

Anak Luar Biasa


 


Saya Dan Mereka

Adakah manusia sempurna? Benarkah manusia memang tidak bisa mencapai kesempurnaanya sebagai mahluk yang bernama manusia.  Menjadi manusia sempurna adalah keinginan setiap manusia, tidak peduli status sosial, jenis kelaminnya, ras sukunya.  

Mereka tidak pernah meminta untuk dilahirkan seperti ini. Ya, anak-anak ini. Semester tujuh ini cukup berkesan. Pengalaman menyelesaikan salah satu matakuliah pilihan, Pendidikan Anak Luar Biasa. Sebelumnya tidak terbayangkan olehku untuk bisa sedekat ini dengan mereka. Melihat mereka dengan lebih dekat. Anak- anak yang lebih khusus dikenal dengan anak berkebutuhan khusus membuat mereka lebih spesial.  Inilah adalah tulisan mengenai pengalaman saya bersama siswa-siwa Tunarungu.

Bagaimana  rasanya jadi seperti mereka, tidak berani terlintas dibenakku, terlalu miris untukku secara pribadi. Akan tetapi tugas yang mengaharuskanku berinteraksi dengan mereka, mengubah paradigma terhadap anak-anak ini. Melakukan observasi selama tiga hari. Hari pertama bagiku sebagai sesuatu yang baru, seperti anak yang mungkin baru lahir melihat dunia.  Suatu tempat  asing dan tidak tahu apa yang bisa dilakukan.  Mencoba tidak gugup dan yakin bahwa saya bisa keluar dari dunia itu dengan selamat. Waktu terasa lama sekali pada hari pertama. Namun hari kedua dan ketiga berubah menjadi begitu cepat, saya menemukan anak-anak dengan tingkah laku mereka yang unik. Bagaimana saya mencoba beradaptasi dengan mereka, berpartisipasi pada kegiatan mereka sepanjang hari.

Dengan latar belakang yang berbeda mereka tetap manusia yang ingin bisa menikmati indahnya dunia, baik di rumah bersama orangtua, di sekolah dengan guru dan juga teman-teman yang memiliki kesamaan dengannya. Serta kebutuhan untuk diterima oleh masyarakat. Kekurangan mereka bukanlah hukuman dari Tuhan, mereka bukan produk gagal orangtua mereka.  Pengalaman yang tidak pernah saya lupakan adalah ketika pada jam istirahat usai sholat duhur, mereka aktif mendekati saya lalu bertanya saya asal dari mana? Kuliah ambil jurus apa? Itu apa sih? Itu susah nggak kak? Dan lain sebagainya. Awalnya saya khawatir tidak bisa menjelaskan dengan baik. Namun saya pelan-pelan dan mengulangnya beberapa kali.  Hal ini membuat saya juga belajar banyak dari mereka, saya bertanya kepada beberapa anak mengenai cita-cita mereka. Diantaranya ada yang menjawab ingin jadi orang perawat, dokter, pelukis, penulis dan lain-lain. Bagi saya mereka apa yang mereka cita-cita itu membanggakan. Ada seorang anak perempuan, saya lupa siapa namanya, namun saya teringat perkataannya, “Saya memang memiliki kekurangan pada pendengaran dan bicara tapi  setipa saya sholat saya bisa mendengar suara Tuhan.”

Saya mengutip dari jurnal  Self Detemination/ (Penetuan Nasib Sendiri). Berdasarkan review jurnal mengenai definisi self-determination adalah penetuan nasib sendiri sebagai dasar hak asasi manusia (Marks 2008; Ward. 1988: Wehnieyer, 1998. 2005). Wehineyer. Palmer, Agran. Mithaung dan Martin (2000) dan Wehnieyer (2004) mendeskripsikan self-determination adalah orang yang mempunyai agen hidup-sebagai orang-orang yang mampu membuat hal-hal menjadi nyata, bagaimana cara mereka mewujudkannya. Martin dan Marshall (1996) mendeskripsikan self-determination sebagai individu yang tahu bagaimana memilih, mereka tahu apa yang mereka inginkan dan bagaimana mendapatkannya.

Kemudian Field, Martin Miller Ward dan Wehmeyer (1998a) juga berusaha mendefinisikan self-determination dengan cukup baik sebagai suatu “kombinasi dari keterampilan pengetahuan, dan keyakinan yang memungkinkan  orang untuk terlibat dalam tujuan-diarahkan, regulasi diri, otonom perilaku” yang menjelaskan pemahaman kekuatan dan ketebatasan seseorang. Bersama dengan kepercayaan diri sebagai kemampuan dan efektif  untuk self-determination. Ketika kemampuan dan sikap individu untuk mengambil kendali dari hidup mereka dan bisa berperan sukses dalam masyarakat, (dalam hal 56).

Faktor yang mempengaruhi self-determination Anak bekebutuhan khusus?
Dukungan dari anggota keluarga, teman dan sosial serta instansi pemerintah yang kuat memberikan kekuatan, tekad dan dorongan untuk terus memberikan dukungan emosional  sebagai penting bagi mereka yang mengalami kelainan “kecacatan.” Hal ini yang memungkinkan mereka untuk melalui masa-masa sulit dalam hidup. Referensi untuk mendorong dan ketekunan, mengetahui apa yang mereka inginkan, percaya bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mencapai tujuan mereka, serta cara untuk mencapai tujuan  telah ditetapkan untuk diri mereka sendiri. (dalam hal 69). Self-awareness/ kesdaran diri terhadap kebutuhan dan juga penerimaan mengenai keterbatasan yang mereka miliki sebagai “sikap positif” dipandang sebagai tanda untuk mengetahui kapan dan bagaimana harus meminta bantuan. (dalam hal 69-70).

Selain itu, kunci utama adalah kepercayaan diri dalam pengembangan self-determination, dijelaskan oleh Schreiner (2007) yang menyatakan bahwa  siswa dengan cacat harus memiliki pemahaman akurat dan realistis tentang diri  mereka dengan tepat” (dalam hal. 73)

Dalam jurnal ini juga dipaparkan beberapa point penting yang bisa digunakan untuk mengembangkan self-determination melalui

Tunanetra


DISINI, AKU MERASA ‘SAMA’ SEPERTI MEREKA YANG NORMAL
Hasil gambar untuk artikel pendidikan slb

Tidak bisa melihat bukan berarti berhenti berkarya dan lantas menyurutkan semangat kehidupan, inilah salah satu prinsip yang dipegang orang-orang penyandang disabilitas, terkhusus kaum tunanetra. Seorang tunanetra yang mandiri adalah inspirasi hidup kita. Tunanetra sering kali dijadikan alasan untuk meminta belas kasihan. Kekurangan yang seringkali dijadikan alasan untuk tidak bekerja dan tidak berkarya. Boro-boro memberikan inspirasi hidup dan kontribusi kepada orang lain, untuk dirinya sendiri masih mengharapkan orang lain.
Kehadiran penyandang tunanetra dalam keluarga kita dipastikan tidak kita harapkan. Tentunya kita mengharapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa memohon keluarga kita dilahirkan normal sehat tidak kurang satu apapun. Namun apa boleh dikata kalau kita dikaruniai seorang keluarga penyandang cacat, tunanetra misalnya, satu-satunya jalan adalah bersabar dan tetap bersyukur atas karunia itu.
Mayoritas yang terjadi memiliki keluarga penyandang cacat adalah aib dalam satu keluarga sehingga mereka cenderung menyembunyikan bahkan menyia-nyiakan karena tidak berguna bagi keluarga itu. Mereka kebanyakan menganggap penyandang cacat ini bagi keluarga hanya menjadi beban tidak ada gunanya dan itu memang kenyataannya. Bahkan penyandang tunanetra ini pun saat dirumah tidak ada yang peduli, tidak ada yang mengajak bermain, bercanda dll, tetangga lewat pun tidak ada yang peduli di diamkan saja tidak di sapa. Mereka hanya termenung sendiri menunggui kegelapannya.
Ketika saya melakukan observasi ke Yaketunis, saya begitu takjub menyaksikan adik-adik usia SD bermain kejar-kejaran dan gendong-gendongan di koridor. Mereka buta tapi begitu leluasa bermain kejar-kejaran tanpa takut tersandung atau menabrak sesuatu. Hanya kita yang ketar-ketir khawatir melihat mereka berlarian kesana kemari, takut mereka terjatuh atau menabrak tembok. Dan keceriaan mereka sungguh membuktikan betapa rasa syukur dan ikhlas masih milik mereka atas keterbatasan yang mereka alami. Selain fasilitas pendidikan, Yaketunis juga memiliki asrama. Dalam keseharian, mereka tinggal di asrama Yaketunis dan mengikuti kegiatan pendidikannya di sekolah atau universitas masing-masing. Banyak dari mereka yang berasal dari beberapa kota di Jawa. Mereka tinggal di asrama yaketunis dan pulang ke kampung halaman kembali ke keluarga ketika libur panjang tiba. Jadi Yaketunis ini berbeda dengan panti asuhan untuk yatim piatu. kebanyakan dari mereka memiliki keluarga di tempat asalnya. Tempat teman-teman tunanetra ini menuntut ilmu pun bermacam-macam. yang SD dan SMP bersekolah di sekolah yang ada di kompleks yayasan. Sedangkan yang SMA sampai Universitas, mereka bersekolah di luar. Yang sudah kuliah, kabanyakan berkuliah di UIN Sunan Kalijaga, tapi ada juga yang kuliah di UGM. Jurusan yang mereka ambil berbeda-beda. Hanya kebanyakan di bidang pendidikan dan keagamaan. Teman-teman di Yaketunis dari awal sudah ditekankan untuk mandiri. Tidak bisa melihat bukan merupakan sebuah apalagi untuk terus bergantung pada orang lain. Mulai dari hal-hal kecil seperti mencuci baju dan keperluan pribadi lainnya mereka urus sendiri. Mereka juga menyapu dan membersihkan lingkungan mereka sendiri. Untuk berangkat ke sekolah atau kampus pun mereka lakukan sendiri, tidak diantar. Lalu gimana caranya mereka bisa sampai ke kampus atau sekolah mereka dari asrama Yaketunis? Mungkin kita bakal bertanya seperti itu. Sehari-hari mereka bersekolah atau kuliah memakai angkutan umum (bis). Lalu bagaimana bisa mereka tahu kalau yang datang adalah bis, bukan truk atau kendaraan lain? Bagaimana mereka tahu mana jalur bis yang sesuai dengan tujuan mereka? Bagaimana cara mereka naik bis? Bagaimana mereka tahu bahwa mereka sudah sampai tujuan? Dan sederet bagaimana-bagaimana yang lain yang membuat kita tercengang setelah mendengar jawabannya dari bibir mereka yang murah senyum. Coba saja teman-teman tanyakan pada mereka kalau kebetulan sedang berkunjung ke sana. Lebih lanjut tentang Yaketunis bisa ditanyakan juga di sana.
Suatu hari ketika saya melakukan observasi bersama teman-teman, saya berkesempatan untuk berkenalan dan berbincang-bincang dengan mereka. Ketika mereka menjawab pertanyaan dari saya mengenai cita-cita mereka, begitu takjub mendengar apa yang mereka cita-citakan dan keyakinan mereka untuk bisa menggapainya, membuat kita yang normal merasa malu. Betapa mulia cita-citanya dan betapa gigih mereka mengupayakannya. Kesulitan dan halangan yang mereka hadapi karena keterbatasan yang mereka miliki tidak membuat mereka mengeluh lalu menyerah, tetapi justru menjadi pengobar semangat untuk membuktikan bahwa walau tunanetra mereka bisa menggapai cita-cita mereka, tidak kalah dengan orang-orang yang normal penglihatannya. Sementara di sini kita masih sering mengeluh ketika menemui kesulitan yang sebenarnya sangat remeh. Sementara di sini kita mudah menyerah dan berbalik pergi ketika membentur tembok penghalang. Cita-cita mereka bermacam-macam, ada yang mau jadi dosen, guru, musisi, pemain tenis, dan sebagainya. Tapi satu semangat yang sama dari cita-cita mereka adalah bahwa mereka ingin bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya, serta ingin menunjukkan kepada dunia bahwa keterbatasan penglihatan tak pernah bisa menghalangi mereka untuk berkarya dan berprestasi. mereka ingin menunjukkan bahwa seorang tunanetra bukanlah sebuah beban yang menyusahkan orang-orang, tapi seorang tunanetra justru mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Satu hal menarik yang kami temukan ketika mengobrol dengan mereka.

Pendidikan Lingkungan Hidup


 Hasil gambar untuk artikel pendidikan lingkungan hidup


Artikel Tentang Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan lingkungan hidup sebagai salah satu mata pelajaran cache mirip sep peningkatan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup pada populer artikel majalah buku iklan layanan masyarakat lagu film dan metodologi pendidikan lingkungan dan tujuan pendidikan cache hidup pendidikan lingkungan ini merupakan salah satu sarana untuk siswa diberi isu lingkungan hidup siswa memberikan beberapa alternatif anda dengan artikel metodologi pendidikan lingkungan dan tujuan esensi pklh pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup) contoh pdf buku plh kelas smp badan lingkungan hidup surabaya cache mirip pembelajaran pendidikan lingkungan hidup sekolah menengah pertama.

Kewirausahaan dan Tips Menjadi Wirausaha


artikel kewirausahaan
artikel kewirausahaan

ARTIKEL TENTANG KEWIRAUSAHAAN

October 26, 2012
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian

alasan untuk menjadi wirausahawan

Dengan menjadi seorang wirausahawan minimal harus mempunyai jiwa dan semangat kewirausahaan. Anda akan dapat menjelajahi bakat dan
kemampuan dalam cara yang lebih baik daripada bekerja di instansi perusahaan. Bila seseorang bekerja untuk dirinya sendiri, dia selalu memberikan 100%, sedangkan hal ini tidak mungkin terjadi ketika dia bekerja untuk orang lain. Untuk mendapatkan pengetahuan ini, kita bisa belajar banyak hal baru yang terkait dengan bidang kita, mungkin juga dari pesaing kita lainnya. Dalam hal pekerjaan, anda melakukan hal yang sama di kantor sehari-hari, dan ada sedikit ruang untuk melakukan metode penelitian dan tips terbaru. Sekarang, ada banyak buku dan majalah yang memberikan tips untuk menjadi seorang wirausahawan. Namun, anda harus ingat bahwa mempraktekkan saran yang diberikan sangat penting dan anda perlu berusaha, bukan sekedar berpangku tangan. Mari kita lihat dalam artikel kewirausahaan lebih lanjut, bagaimana menjadi wirausahawan yang sukses dengan cara yang bijaksana dalam beberapa paragraf berikutnya.
.

Proses kewirausahaan
proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Inovasi
Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan.
Mengubah tantangan menjadi peluang
Menciptakan permintaan melalui penemuan baru (market driven).
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam mengevaluasi ide, wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
Pengurangan resiko melalui strategi yang proaktif
Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin
Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang perlu dievaluasi, yaitu:
Resiko pasar atau resiko persaingan, terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar
Resiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya
Resiko teknik, terjadi akibat kegagalan teknik
Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:
Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan
Sumber-sumber Potensial Peluang
Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah-langkah dalam penjaringan ide (screening) ide dapat dilakukan dengan cara Menciptakan produk baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, analisis produk dan proses produksi secara mendalam, menaksi biaya awal, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.
Menciptakan Produk Baru dan Berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal perilaku konsumen di pasar.
Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan:
Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa Kemampuan untuk memperoleh peluang, sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek:
Analisis demografi pasar
Analisis serta tingkah laku pesaing
Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kevakuman pesaing yang dapat dianggap dapat menciptakan peluang
Mengamati Pintu Peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya:
Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru
Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru
Dukungan keuangan
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Pintu peluang usaha baru dapat diperoleh dengan cara (Zimmerer):
Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat
Kerugian teknik harus rendah
Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih
Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya
Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumbe-sumber untuk menghasilkan produk barunya
Memperhitungkan Resiko yang Mungkin Terjadi
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.
Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Komptensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman.
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
Percaya diri
Berorientasikan tugas dan hasil
Pengambil risiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Jujur dan tekun
Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)
Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
Menghasilkan produk atau jasa baru
Menghasilkan nilai tambah baru
Merintis usaha baru
Melakukan proses/teknik baru
Mengembangkan organisasi baru
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.
Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
Menciptakan lapangan kerja
Mengurangi pengangguran
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
Meningkatkan produktivitas nasional
Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.[rujukan?]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.[rujukan?]
Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya,