Kamis, 01 Oktober 2015

Limbah Organik dan Anorganik


 Hasil gambar untuk artikel penanganan limbah organik dan anorganik

Cara / Upaya Penanganan Limbah Organik dan Anorganik

Cara / Upaya Penanganan Limbah Organik dan Anorganik - Aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti pertanian, aktivitas rumah tangga, industri, dan kegiatan pertambangan banyak menghasilkan limbah. Limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya. Limbah disebut juga sebagai entropi, yaitu sisa energi yang tidak dimanfaatkan. Keberadaan limbah di dalam lingkungan sangat mengganggu, baik dalam hal keindahan, kenyamanan, maupun kesehatan.
Dalam hal keindahan, tumpukan sampah yang menggunung merupakan pemandangan yang mengganggu. Sedangkan gangguan kenyamanan misalnya dialami oleh penduduk yang tinggal di dekat jalur lalu lintas kendaraan, atau dekat stasiun maupun bandara. Adapun gangguan kesehatan, dialami oleh penduduk dekat lokasi pabrik yang setiap hari menghirup limbah pabrik berupa gas yang keluar dari cerobong asap pabrik. (Baca juga : Permasalahan Lingkungan)
Akumulasi limbah (sisa hasil buangan) mempunyai potensi sebagai polutan (penyebab polusi). Oleh karena itu, adanya limbah perlu mendapat perhatian saksama dan penanganan semaksimal mungkin, sebelum menimbulkan kerugian-kerugian yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah dibagi menjadi dua, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari bagian organisme, yang dapat terurai secara alami. Limbah ini banyak dihasilkan dari rumah
tangga, seperti sampah dari dapur, sayuran yang telah membusuk, daun, dan kulit buah. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dan sumber energi alternatif yang disebut biogas. Sedangkan limbah anorganik relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai tetapi memerlukan waktu yang lama. Limbah tersebut berasal dari sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui atau yang berasal dari pertambangan seperti minyak bumi, batubara, besi, timah, dan Nikel. Limbah anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri tetapi bisa juga dari sampah rumah tangga seperti kaleng bekas, botol, plastik, dan karet sintetis. Limbah anorganik dapat didaur-ulang menjadi bahan yang lebih berguna.
Supaya limbah organik maupun anorganik tidak menimbulkan suatu permasalahan lingkungan, maka perlu adanya penanganan khusus. Contoh penanganan limbah tersebut adalah dengan penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Benda-benda yang semula merupakan sampah, ternyata dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain atau diolah menjadi bahan yang bermanfaat. Adanya produk-produk hasil daur ulang membuat ekploitasi alam dapat dikurangi. Dengan begitu, selain mengurangi dampak pencemaran, daur ulang bisa juga mengurangi berbagai perubahan lingkungan.

Plastik yang Dapat Diurai

Sampah plastik umumnya tidak dapat diurai oleh bakteri, karena bakteri hanya mengurai sampah-sampah organik. Para ilmuwan kemudian melakukan percobaan untuk membuat plastik yang dapat diurai. Plastik tersebut dibuat dengan bahan dasar tepung jagung yang dicampur dengan polietilen (bahan dasar plastik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme). Tetapi apabila kandungan tepung tersebut ditingkatkan menjadi 50-60%, konsekuensinya adalah plastik tersebut menjadi tidak kuat, mudah menyerap air kemudian hancur. Karena itulah sampai sekarang para ilmuwan masih terus melakukan penelitian terkait dengan plastik tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar