Cara / Upaya Penanganan Limbah Organik dan Anorganik
Cara / Upaya Penanganan Limbah
Organik dan Anorganik - Aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pertanian, aktivitas rumah tangga,
industri, dan kegiatan pertambangan banyak menghasilkan limbah. Limbah
merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya. Limbah
disebut juga sebagai entropi, yaitu sisa energi yang tidak dimanfaatkan.
Keberadaan limbah di dalam lingkungan sangat mengganggu, baik dalam
hal keindahan, kenyamanan, maupun kesehatan.
Dalam hal keindahan, tumpukan sampah yang menggunung merupakan pemandangan yang mengganggu. Sedangkan gangguan kenyamanan misalnya dialami oleh penduduk yang tinggal di dekat jalur lalu lintas kendaraan, atau dekat stasiun maupun bandara. Adapun gangguan kesehatan, dialami oleh penduduk dekat lokasi pabrik yang setiap hari menghirup limbah pabrik berupa gas yang keluar dari cerobong asap pabrik. (Baca juga : Permasalahan Lingkungan)
Dalam hal keindahan, tumpukan sampah yang menggunung merupakan pemandangan yang mengganggu. Sedangkan gangguan kenyamanan misalnya dialami oleh penduduk yang tinggal di dekat jalur lalu lintas kendaraan, atau dekat stasiun maupun bandara. Adapun gangguan kesehatan, dialami oleh penduduk dekat lokasi pabrik yang setiap hari menghirup limbah pabrik berupa gas yang keluar dari cerobong asap pabrik. (Baca juga : Permasalahan Lingkungan)
Akumulasi limbah (sisa hasil buangan) mempunyai potensi sebagai polutan
(penyebab polusi). Oleh karena itu, adanya limbah perlu mendapat
perhatian saksama dan penanganan semaksimal mungkin, sebelum menimbulkan
kerugian-kerugian yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan
komponen penyusunnya, limbah dibagi menjadi dua, yaitu limbah organik
dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari
bagian organisme, yang dapat terurai secara alami. Limbah ini banyak
dihasilkan dari rumah
tangga, seperti sampah dari dapur, sayuran yang telah membusuk, daun,
dan kulit buah. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dan
sumber energi alternatif yang disebut biogas. Sedangkan limbah anorganik
relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai tetapi
memerlukan waktu yang lama. Limbah tersebut berasal dari sumber daya
alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui atau yang berasal dari
pertambangan seperti minyak bumi, batubara, besi, timah, dan Nikel.
Limbah anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri tetapi bisa juga
dari sampah rumah tangga seperti kaleng bekas, botol, plastik, dan
karet sintetis. Limbah anorganik dapat didaur-ulang menjadi bahan yang
lebih berguna.
Supaya limbah organik maupun anorganik tidak menimbulkan suatu
permasalahan lingkungan, maka perlu adanya penanganan khusus. Contoh
penanganan limbah tersebut adalah dengan penggunaan kembali (reuse) dan
daur ulang (recycle). Benda-benda yang semula merupakan sampah, ternyata
dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain atau diolah menjadi bahan yang
bermanfaat. Adanya produk-produk hasil daur ulang membuat ekploitasi
alam dapat dikurangi. Dengan begitu, selain mengurangi dampak
pencemaran, daur ulang bisa juga mengurangi berbagai perubahan
lingkungan.
Plastik yang Dapat Diurai
Sampah plastik umumnya tidak dapat diurai oleh bakteri, karena bakteri hanya mengurai sampah-sampah organik. Para ilmuwan kemudian melakukan percobaan untuk membuat plastik yang dapat diurai. Plastik tersebut dibuat dengan bahan dasar tepung jagung yang dicampur dengan polietilen (bahan dasar plastik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme). Tetapi apabila kandungan tepung tersebut ditingkatkan menjadi 50-60%, konsekuensinya adalah plastik tersebut menjadi tidak kuat, mudah menyerap air kemudian hancur. Karena itulah sampai sekarang para ilmuwan masih terus melakukan penelitian terkait dengan plastik tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar