Jumat, 18 September 2015

Harus Aku Akui

Harus aku akui, dalam hidupku semua orang tidak terlepas dari cinta. Begitu pun dengan diriku. Apakah arti sebuah cinta? Dan mengapa cinta harus ada?. Menurut saya, cinta adalah roda yang menggilas setiap orang yang mengikuti geraknya, tetapi tanpa gilasan cinta, saya tidak dapat merasakan indahnya hidup ini. Cinta membuat orang yang lemah menjadi kuat dan kuat menjadi lemah. Cinta membuat orang kikir menjadi dermawan dan orang pengecut menjadi berani mati untuk orang yang dikasihinya. Dan cinta itu bukan sumber bahagi, tetapi ketiadaan cinta adalah sumber derita.
Dengan sedikit malu, harus kukatakan tentang diriku. Entah beberapa kali aku mencinta. Pertama kali aku mulai menyukai lawan jenis, sebelum aku memulai sekolah. Aku dan dia saling menyukai, hubungan kami telah diketahui orang tua. Kami sangat senang. Sampai akhirnya aku masuk TK dan dia kelas 1, meski jarak yang memisahkan kita. Ketika itu aku dan orang tuaku pindah ke desa Apel. Sedang dia masih menetap di Kota Alpukat. Meski demikian, hubungan kami itu tidak menjadi masalah dan kenangan selama 1 tahun disana tidak dapat aku lupakan. Meski jarak kami jauh, kami bisa bertemu waktu liburan sekolah. Sampai 5 tahun berlalu, kami harus berpisah karena dia harus menghadap sang pencipta. Padahal kami dan keluarganya sudah sangat akrab . Rencana kedepan untuk kelanjutannya menjadi pupus dan sirna. Tetapi dia berpesan padaku supaya aku bisa membuka hati kembali dan bisa menemukan penggantinya yang benar- benar aku cinta, laki laki yang bisa membuat diriku nyaman dan bahagia.
Beberapa bulan setelah itu, aku mulai mencoba membuka hati. Berkali kali aku menjalin hubungan dengan seorang laki laki. Semuanya berakhir dengan kekecewaan. Ketika aku kelas 2 sekolah menengah pertama, pertengahan semester 1 aku mengenal seorang laki laki, dia orangnya cuek, tampan. Dia bernama Uqi .Aku ragu karena aku tak percaya diri bisa dekat dengan dia,karena aku merasa diriku masih kecil dan dia lumayan dewasa. Usia ku dengan dirinya  terpaut 4 tahun. Waktu aku pertama kali aku mengirim pesan padanya.uqi membalas pesan dariku, sejak itulah dia sering menghubungiku. Hingga beberapa hari kemudian ada seorang wanita yang mengaku bahwa dirinya adalah tunangan uqi. Saat itu handphoneku di gunakan oleh kakak sepupuku, jadi wanita itu marah-marah kepada kakakku. Sedangkan aku masih sekolah. Sepulang sekolah kakakku menceritakan itu kepadaku. Akirnya aku menjelaskan pada Uqi :” maaf , aku harap perkenalan kita sampai di sini saja. Aku senang bisa mengenalmu dan aku tak mau menjadi orang ketiga dan merusak hubungan kalian.” Tapi dia mengelak akan hal itu karena dia memang tidak memiliki seorang Kekasih.
Akhirnya aku memutuskan untuk tidak menghubunginya lagi. Tiba-tiba dia mengirimkan pesan,dia mengingatkanku untuk sholat subuh. Aku terkejut akan hal itu,karena kami sudah berminggu minggu tidak berkomunikasi dan tak pula bertemu. Aku heran dengan sikapnya, awalnya dia bersikap dingin padaku. Tetapi setelah aku tak menghiraukannya dia berubah lebih baik padaku. Hingga beberapa hari hubungan kami semakin hari semakin membaik. Dia berkunjung kerumahku, dan berkata: “aku tidak bisa berbicara indah seperti seorang puitis, tapi aku hanya bisa bilang aku mencintaimu Julia. Aku tak bisa berkata- kata lagi. Aku suka dengan kepribadianmu . aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi. Aku mencintaimu karena Allah.” Dan tak bisa aku pungkiri aku pun mencintainya, rasa hatiku berubah setelah berjumpa dirimu. Dengan senyum manismu yang membuatku terpaku. Kamu.... cahaya hatiku. Kamu...... penjaga hatiku. Kamu.... cinta sejatiku. Kamu.... adalah pilihan hatiku. Kuingin kau , selalu di sampingku. Memberikan cinta tulusmu, kasih sayangmu,hanya untuk diriku. Ku mencintaimu tanpa ada ragu di dalam benakku. Aku memilihmu, karena aku tahu hanya kamu yang selalu aku rindu.
Setelah dia lulus dari sekolah menengah kejuruan, dia bekerja di kota Mangga,  tentang batubara. Sedangkan aku naik kekelas 3 sekolah menengah pertama. Hal ini membuat kami jarang bertemu, tapi komunikasi kami masih terjalin. setiap minggu ia selalu mengunjungiku ke rumah. Terkadang kami jalan, makan siang, dan dia selalu menemani dan mengajariku tentang tugas berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah, dan lain lain. Aku senang mengenalnya, menurutku dia baik dan setia. Ketika aku mulai mengenal keluarganya. Aku senang  Uqi memiliki banyak saudara. Dia merupakan anak ketiga dari 7 bersaudara. Wow keren...........karena aku sendiri dan tidak memiliki saudara kandung.
Ketika jarak tercipta aku menulis tentangmu: “Hanya ada sebaris fiksi yang aku ciptakan saat kau berada jauh dariku.... sosokmu ada dalam anganku ,dalam dimensi waktu bersama khayalku dalam lamunan tentang dirimu.”
17 januari , aku diajak ke acara ulang tahun adiknya yang ke-17 . dia bernama Titis. Dia berpamitan kepada ibuku, setelah itu kami berangkat pergi. Sebelumnya kami mencari kado.  Kami makan bakso, minum es krim, makan durian. Rasanya aku tak bisa melahap semuanya. Karena faktor porsinya. Setelah kenyang,kami mencari kado. Akhirnya kami telah sampai di rumahnya. Semua keluarga besar datang ke acara itu. Rasanya senang tapi sedikit canggung sebab baru pertama kali. Disana aku bermain dan membantu keluarga agar menjadi akrab. Setelah semua selesai , aku sholat ashar, setelah itu aku berkumpul di ruang tamu bersama keluarganya. Rasanya aku sedikit malu karena ketidakpastian akan posisiku di sana. Sang ayahnya berkata: “aku titip dia karena jika dia berbuat salah agar melakukan apa yang harus kamu lakukan. Aku percaya padamu.” Kata-kata itu menggema dalam bathinku. Adiknya bertanya berapa lama aku menjalin hubungan. Aku menjawab kurang lebih 365 hari . dia terkejut karena keheranannya terhadapku akan hubungan ini. Itu membuatku heran mengapa dia berbicara itu padaku. Aku hanya menghapus itu dalam otakku karena bagiku dia itu sempurna.
Beberapa bulan kemudian , hubungan kami mulai renggan. Aku tak tahan lagi dengan semua ini karena mungkin ini adalah resiko berhubungan jarak jauh.Aku adalah manusia yang biasa, dimana itu adalah kebutuhan manusia akan komunikasi. Aku tahu kami saling mencintai dan ini membuatku ingin sudah permasalahan ini. Aku mengerti bahwa dia sibuk dengan pekerjaannya. Mungkin hal itu yang menyebabkan tidak ada waktu untuk menghubungiku. Meski Cuma sekali. Aku hanya ingin sekali saja berkomunikasi dengannya. Disini aku sama halnya dengan dirinya. Aku menulis antara kita: “ dari rasa ragu yang selalu membelenggu, bertabur sejuta tanya. Mengapa asa hari ini?. Adakah kabarku ditanya kau. Ketika jarak mau menginginkan kita. Antara kita..... sepanjang hari iti dan hari hari yang akan lewat. Masihkah aku di benakmu!. Semoga..... suara indah di jiwamu, selamanya ...... untukku.’’ Begitu banyak permasalahan ini . rasanya keraguanku muncul dan menginginkan aku untuk mengakhiri hubungan ini. Dan aku menulis: “ telah kugambar pada secarik kertas putih sebuah sketsa garis garis cintaku padamu. Bertengger  rindu. Lingkaran hati yang pasrah . berpaut pada nokta ketidakpastian. Dan akupun sadar. Tak semua garis dapat bertemu. Tak semua rindu dapat bertemu. Tak semua cinta dapat bersua. Juga garis hidup,rindu dan cinta kita tak dapat bersatu. “ jangan pernah ada tanya, apakah rasa itu masih ada. Karena semua jawab telah terkunci di dada, terpendam seolah sirna . lupakan saja semuanya. Usah pandang lagi kesana. Biarkan seperti adanya mengalir damai bersama alurnya. Biarkan hatimu yang keluh menjadi batu. Tanpa harus menghadirkan sendu yang membuat langkah menjadi ragu. Buang sajalah segala haru. Enyahkan dari kalbu jangan samppai jadi belenggu pada jiwaku yang pilu............”
Beberapa bulan kemudian aku telah masuk di Sekolah Menengah Atas, dia mengirim pesan kepadaku. Betwen You and Me. Antara kau dan aku , masih adakah yang tersisah? . antara kau dan aku. Masih adakah yang tertinggal? Sebuah kebahagiankah? Atau sebuah kesedihankah?. Apakah ada meski hanya sedikit ?. berlaku seperti angin yang berhembus, dan melalui perasaan kita berdua. Hingga kita berpisah begitu saja. Antara kau dan aku sudah tak ada harapankah?. Sudah begitu jauhkah?.
Mendengar itu, semakin sulit rasanya untuk melupakannya terlebih dengan amanat sang ayah. Tetapi dasarnya, aku sungguh sangat mencintainya, sulit bagiku untuk jauh darinya. Aku sangat nyaman berada di sampingnya dan aku sangat bahagia meski sikapnya begitu, aku tahu bahwa dia mencintaiku. Mungkin caraku saja membuatku munafik pada diriku. Akhirnya kami kembali menjalin hubungan seperti dulu. Jika aku boleh memilih, aku lebih memilih untuk tidak mengenal kamu, daripada harus melupakanmu, hubungan ini mengalami putus nyambung. Tetapi hal itu tidak terlalu lama. Meski demikian yang selalu ingin mengakhiri adalah aku. Dan meski begitu dia tidak menghiraukan. Maka hubungan antara kami. Dia anggap masih sama seperti dulu. Dia merupakan pacar kelimaku tapi aku merasa dia merupakan cinta pertamaku, karena kenanganku bersamanya terlalu indah untuk di lupakan meski kucoba mencari penggantinya, tapi kembali lagi padanya. Akhirnya aku memutuskan untuk sendiri, ketika sudah waktunya aku akan menemukan pasangan yang terbaik untukku.
21 februari 2014, aku bertemu dengannya. Dia mengajakku makan malam. Aku menyetujui dan dia menjemputku karena sikapnya padaku masih sama seperti dulu. Ini membuat diriku menyesal akan keputusan semua itu. Dalam hatiku berat rasanya untuk melepasnya. Tapi aku tak bisa pungkiri bahwa antara kami sudah berakhir. Disaat aku lepas dengan hubungan ini kenapa keluarganya semakin dekat denganku. Keadaan ini membuatku harus memilih . meski berat kau harus tahu bahwa aku adalah wanita. Kenapa kau lakukan ini padaku? Aku tidak cantik, mengapa kau masih berat melupakanku. Kau ini berkecukupan, kau bisa cari wanita yang lebih cantik di luar sana dan lebih baik diluar sana. Dia berkata:” kecantikan fisik akan memudar dengan berjalannya waktu, tapi kecantikan hati akan semakin memancar bila di pupuk terus seiring waktu.” Tetapi kenyataannya kita tidak ada hubungan seperti dulu lagi. Kamu harus ingat batasan batasnnya sekarang. Aku harap kamu mengerti. Jika kamu sibuk dengan urusanmu, jika kamu tak punya waktu untukku, tapi ...... jika suatu hari nanti akan berhenti mencintaimu, aku akan mengerti. Itulah giliranmu untuk mengerti karena , jodoh itu rahasia Allah SWT. Sekuat apa setia . selama apa kita menunggu. Sekeras apa kita bersabar. Sejujur apa kita menerima kekasih kita. Jika Dia tidak menulis jodoh dengan kekasih kita. Kita tetap tidak akan bersatu. berpikir positif dan terimalah takdirnya. Karena tulang rusuk dan pemiliknya tidak akan tertukar dan akan bertemu pada saatnya......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar